Rumput Tetangga



"Tejo, apa kau tahu?
Rumput tetangga itu lebih enak daripada rumput sendiri."

"Sepertinya pernah dengar, tapi bukan enak.
Dan, sayang sekali, saya tidak makan rumput.
Eh, tapi mungkin pernah sekali, eh dua kali, lupa juga saya."

"Saya hanya bercanda.
Itu hanya sebuah peribahasa yang saya ganti katanya."

"Saya tahu. Saya juga bercanda,
dengan menganalogikan peribahasa, menjadi sebuah peristiwa umum.
Penggubahan sedikit kata yang kamu lakukan, toh tidak menggeser maknanya.
Begitu pula saya, hanya membuatnya menjadi lebih keseharian."

"Kamu itu saya kenal lama.
Kamu terlalu berbaik sangka,
juga orang yang penasaran benar.
Berbahaya sebenarnya, guampang di goblogin.
Ditipu tenang kowe, Jo."

"Apakah sebuah dosa ketika saya tertipu oleh ketulusan yang ternyata semesta reka Mas? Tidak.
Saya bertulus hati, itu pasti pahala.
Jadi, saya menikmati ketika saya dibohongi, ditipu, dikibuli, Mas.
Saya percaya kata-kata Simbok, Mas.
Ngunduh Wohing Pakarti.
Semua akan membayar apa yang harus dibayar dari sebuah perbuatan."


Februari 2018



Comments