"Kenapa semua isi tulisanmu hanya berkutat pada
analogi-analogi tengik yang tak berdasar?"
"Jaga mulutmu.
Isi kepalamu yang tak ada dasarnya.
Hasil pemikiran berupa analogi yang kau bilang tengik
dan tak berdasar ini adalah manifestasi bentuk estetik dari sebuah perenungan,
yang mampu menembus praktisnya benda-benda di sekelilingku,
bahkan itu hela nafas,
hingga sampai kepada makna yang sangat dalam.
Kau saja bisa aku tenggelamkan di dalamnya."
"Halah, aktivitas yang tidak relevan dengan dunia bergerak macam sekarang!"
"Apa yang membuatmu menjadi sewenang-wenang terhadap sebuah karya?
Padahal sebelumnya...ya, kau memang tidak terlalu menyenangi,
tapi kau apatis saja.
Tidak radikal begini!"
"Karena, tulisan macam begini
terlalu banyak nostalgia berlebihan.
Terhadap sesuatu yang jauh letaknya,
atau bahkan belum pernah terjadi."
Februari 2018
Comments
Post a Comment