22 kemurungan yang saya tata apik di dalam tas ransel merah muda,
jatuh berserakan. Si nomor 22 berteriak.
Ia terjepit.
"Waktu akan membuang saya.
Camkan dan telan bulat-bulat.
Bahwa cinta akan tersimpan di dalam hati selamanya,
Muskil."
Si nomor 15 berbisik kepada nomor 20.
"Lihat 20, si 22 sudah dewasa.
Tidak seperti sewaktu dia masih kamu,
percaya dongeng absurd kerajaan, tuan puteri,
pangeran berkuda putih, atau lutung kasarung!"
"Sewaktu kamu percaya bahwa akan ada satu orang
yang akan selalu siap sedia memberimu segelas air putih
di saat kamu terbaring sakit."
Januari 2018
jatuh berserakan. Si nomor 22 berteriak.
Ia terjepit.
"Waktu akan membuang saya.
Camkan dan telan bulat-bulat.
Bahwa cinta akan tersimpan di dalam hati selamanya,
Muskil."
Si nomor 15 berbisik kepada nomor 20.
"Lihat 20, si 22 sudah dewasa.
Tidak seperti sewaktu dia masih kamu,
percaya dongeng absurd kerajaan, tuan puteri,
pangeran berkuda putih, atau lutung kasarung!"
"Sewaktu kamu percaya bahwa akan ada satu orang
yang akan selalu siap sedia memberimu segelas air putih
di saat kamu terbaring sakit."
Januari 2018
entah apa dikata si nomor 1
ReplyDeletetak terlukis, mungkin memilih diam
tak pedulilah....tetap jadi diri sendiri
itu lebih bahagia