BUKAN HANYA SATU YANG KAU PATAH: Tidak Hanya Perkara Hati



Jari manis kaki kanan kau buat patah. Cacat!
Jariku tidak tumbuh. Apalagi sembuh.
Selamanya menahan nyeri yang sangat.
Patahan itu berdenyut di setiap kakiku melangkah!
Dan, gambar wajahmu berhasil menjelma rasa sakit di setiap langkahku.

Oy, Pelaku! Celakalah hidupmu! Aku geram!
Aku injak-injak wajahmu yang menggelantung di jari kakiku.
Cinta mana yang merusak lalu meninggalkan sembari tertawa?

Juga mimpi menuntut ilmu ke negeri seberang!
Kemiskinan membuat hal itu seuatu keajaiban.
Pun, kau renggut dengan dalih rasa cinta.
Cinta! Setelah penuh lebam, cinta mana yang pergi tanpa kembali?
Cinta mana yang merenggut sebuah mimpi?

Sebuah jiwa yang besar. Masih dengan kulit ari.
Ia belum matang.
Kau koyak dan kau obrak-abrik jiwanya sedemikian rupa.
Cinta mana yang membuat kehilangan jati dirinya?

Kau tahu seberapa besar kau harus bayar harga-harga dosa itu?
Seumur hidupmu.

Kau tahu seberapa besar harga dosa penyesalanku?
Seumur hidupku.


Layur, 19 Oktober 2018
Ratia Kusuma

Comments