Kunjungan Dewa



"Selamat malam, adik kecil. Saya adalah Dewa."

"Wah ada Dewa!
Pas sekali kamu datang malam ini ke kamarku.
Aku punya pertanyaan,"

"Apa itu?"

"Aku merakit kastil dari balok kayu.
Aku ingin membuat kastil yang megah!
Lalu, datang kakakku yang usil, ia merusaknya."

"Hidup tidak akan pernah menjadi seperti yang kita inginkan."

"Kenapa begitu?"

"Karena takdir kehidupan tidak bekerja dengan cara seperti itu."

"Takdir itu apa?
Bagaimana kalau kita bersungguh-sungguh?"

"Kamu tetap tidak bisa membuat kakakmu yang tambun itu tidak lahir ke dunia ini, bukan?
Ia datang diam-diam dari belakangmu,
dan kamu tidak sempat mencegah ia merusak kastilmu.
Nah, itu takdir."

"Aku kecewa, sedih. Semua usahaku sia-sia."

"Bersedih-sedihlah.
Jangan lupakan apa yang pernah terjadi seumur hidupmu,
bukan untuk menjadi sebuah dendam, melainkan pembelajaran,
agar suatu hari kamu bisa menghindari kakakmu dari merusak kastilmu lagi.

Mungkin dengan bersembunyi di kolong kasur,
atau entahlah suka-suka kamu.

Kalau masih di rusak, bangun lagi.
Buktikan kalimatku berikut ini, tidak ada yang sia-sia di dunia.
Semua terjadi karena sudah semestinya.
Lihat saja tiga bulan lagi, setelah enam puluh dua kali kakakmu merusak kastilmu.
Kamu akan menjadi si ahli kastil."

Comments