Bocah Yang Pekerja



Nanar matanya lugu
Kering dan hangat pelipisnya
Seperti baru kemarin saja meniupkan nyawa pada ubun
Susu sapi seperti dongeng, anggurnya ia petik dan selam dalam-dalam

Tangan tipis habis pemberontakan
Gelut dengan sebuah pilihan
Tak goyah ayah, tak goyah bunda
Bersoleknya sarat makna

Peluhnya sesekali melebur air mata
Tak kasat
Oh, anak kecil bertangan lemah
Kau lucuti mata yang tak bernyawa




Dengan nyata
Apa adanya
Pisau dapur tanpa ijazah
Pun bakul nasi di rumah


Teruntuk kamu, Angga, pilihanmu akan terbayar dengan kesungguhan, kerja keras, ketulusan, dan kejujuran. Tuhan maha melihat. Jadilah orang baik



Rawamangun, 26 Februari 2018

Comments