Dengan hanya suaranya halus
Ia menjadi belis
Matanya hanya menarik
Membuat lelaki melirik
Hanya karena tak bertudung di kepala
Gerak kakinya menjadi dosa
Tertawanya adalah segelas rum
Dan lelaki mabuk pun itu pula salahnya
Diberi-Nya ruang dan waktu yang berjarak
Terpisah diamankan dari lelaki dan malam
Dalam gelap dan lelaki ia tak bisa bergerak
Hanya karena ia perempuan
Ada banyak buah pikir bersuara di kepala
Ia hanya bisa diam
Menutup suara dan hatinya
Hanya karena ia perempuan
Gegap langkah besar rencana mimpi
Menjadi mundur beratur
Hanya karena ia perempuan
Hanya mas kawin
Ilmunya menggugur menjadi abu dapur dan kasur
Malamnya tersisa tidur
Bangun pagi menanak nasi
Tak berani ia tatapi langit malam di pematang sawah desa sebelah
Hanya karena ada lelaki-lelaki dengan kopi dan berdiskusi
Dan satu diantaranya bedebah
Mendedah apa beda perempuan dan lainnya
Ia menghampiri lelaki-lelaki
Ia berkopi
Ia berdiskusi
Ia mati
Hanya karena ia perempuan
Dengan segala kebulatan pemikiran
Hanya karena ia perempuan
Dengan kepenuhan pengalaman
Hanya karena ia perempuan
Ia disebut murahan
Rawamangun
22 November 2015
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete